Minggu, 23 Desember 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER



NAMA                      : CLARA SANDISTA ZULFIARNI
NIM                          : A1C110034
MATA KULIAH         : KIMIA BAHAN ALAM
SKS                         : 2
DOSEN                    : Dr. Syamsurizal, M.Si
WAKTU                    : 22-29 Desember 2012



1). Jelaskan dalam jalur biosintesis triterpenoid, identifikasilah faktor-faktor penting yang sangat menentukan dihasilkannya triterpenoid dalam kuantitas yang banyak.
Jawaban : 
       Senyawa terpenoid kebanyakan bebas dalam jaringan tanaman, tidak terikat senyawa lain. namun banyak juga yang terdapat sebagai glikosida, ester dari asam organik dan beberapa terikat dengan protein.
           Triterpenoid diturunkan dari isoprenoid asiklik skualen (C30H50), komponen utuh dari minyak ikan, minyak vegetable, jamur.


           Berbagai triterpenoid organisme merupakan prekursor langsung hidrokarbon dalam fosil sedimen dan minyak bumi.
Secara umum biosintesis terpenoid terjadi melalui tiga reaksi dasar :
1. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat,
2. Penggabungan ekor dan kepala 2 unit isopren akan membentuk mono-, seskui-, di-, dan poli-terpenoid,
3.Penggabungan ekor dan ekor dari unit C15 atau C20.
       Dari reaksi dasar biosintesis tersebut faktor penting yang sangat menentukan dihasilkannya triterpenoid dalam kuantitas yang banyak adalah proses yang no 3. Dimana dengan penggabungkan ekor dan ekor dari unit C15 atau C20 akan menghasilkan triterpenoid dan juga steroid.

2). Jelaskan dalam penentuan struktur flavonoid, kekhasan signal dan intensitas serapan dengan menggunakan spektrum IR dan NMR. Berikan dengan contoh sekurang-kurangnya dua struktur yang berbeda !
Jawaban :
             Flavonoid berasal dari kombinasi antara jalur shikimat dan jalur asetat-mevalonat. Kerangka dasar terdiri atas 15 atom kabon yang membentuk susunan C6-C3-C6. Kerangka dasar karbon dengan 15 atom C dengan 2 cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3) membentuk susunan C6-C3-C6.
       Mengandung sistem aromatik yang terkonyugasi sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum UV dan spektrum tampak. Kekhasan signal dan intensitas serapan dengan menggunakan spektrum IR dan NMR dalam penentuan struktur flavonoid adalah berdasarkan spektrumnya yakni terdiri dari 2 maksimal yaitu pada rentang 240-280 nm (PITA II) dan 300-550 nm (PITA I). Senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis tergantung tingkat oksidasi dari rantai propana dari sistem 1,3 diarilpropana. Flavon, flavonol dan antosianidin sering disebut flavonoid utama karena banyak ditemukan dialam.
Istilah flavonoid berasal dari kata flavon  yang merupakan salah satu jenis flavonoid yang terbanyak dan lazim  ditemukan.
 
              FLAVON
Flavon mempunyai kerangka 2-fenilkroman

               FLAVONOL


3). Dalam isolasi alkaloid, pada tahap awal dibutuhkan kondisi asam atau basa. Jelaskan dasar penggunaan reagen tersebut, dan berikan contohnya sekurang-kurangnya tiga macam alkaloid !
Jawaban :

          Dalam isolasi alkaloid misalnya saja menggunakan asam amino, dasar penggunaan reagen asam amino tersebut adalah bertujuan sebagai penyedia kedua atom nitrogen dan berbagai dasar kerangka allkaloid.
    Contohnya :
      - Alkaloid berasal dari Ornithine (pyrrolidine dan alkaloid tropane),
      - Alkaloid berasal dari Lysine (Piperidina, Quinolizidine, dan alkaloid Indolizidine),
   - Alkaloid berasal dari phenylethylamines Tirosin ( sederhana tetrahydroisoquinoline, dimodifikasi benzyltetra-hydroxyquinoline, Phenethylesoquinoline, Amaralidaceae alkaloid),
      - Alkaloid berasal dari Asam nikotinat (Piridin alkaloid)-Tembakau.

4). Jelaskan keterkaitan diantara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa bahan alam . Berikan contohny !
Jawaban :
             Biosintesis biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada di dalam suatu bahan alam dan menghasilkan suatu hasil yang baru. Hasil akhir dari suatu proses pembentukan sebuah molekul tertentu dari prekursor kimia dan menghasilkan suatu struktur dari suatu senyawa yang diinginkan.
           Isolasi yaitu mengambil suatu senyawa yang terdapat pada alam melalui proses dan perlakuan tertentu. Dari proses isolasi kemudian di identifikasi hasil yang didapatkan dari isolasi tersebut kemudian dilakukan penentuan strukturnya melalui UV, IR, MS ataupun NMR.
         Jadi, antara Biosintesis, metode Isolasi dan penetuan struktur sangat berkaitan. Setelah dilakukan biosintesis didapatkan struktur suatu senyawa, setelah itu dilakukan isolasi dari suatu senyawa bahan alam dan ditentukan strukturnya. Dari penentuan struktur didapatkan koordinat sinyal dari senyawa tersebut dan bisa ditentukan apakah senyawa tersebut sama strukturnya dengan hasil biosintesis.

Contohnya :
Isolasi daun tapak liman.
          Steroid diisolasi dengan metode soklet dengan  heksana sebagai pelarut, kemudian diperoleh ekstrak n-heksana dan ampas. Ekstrak dipekatkan dengan menguapkan pelarut, ekstrak pekat yang dihasilkan kemudian di uji dengan pereaksi Lieberman Buchard dan ditandai warna biru yang berarti positif mengandung Steroid. Dilanjutkan dengan  KLT untuk pwmisahan steroid dari komponen kimia lain dengan elluen yang cocok yaitu relative  baik dengan eluen n-heksana - etilasetat kemudian di kromatografi kolom.
      Diidentifikasi secara UV dan IR, dari karakteristiknya menunjukkan senyawa hasil isolasi merupakan senyawa steroid yang mengandung gugus metil dan ikatan rangkap yang tidak berkonyugasi sesuai data berdasarkan struktur yang didapat melalui biosintesis

Jumat, 14 Desember 2012

Bawang Putih Menurunkan Kolesterol

Bawang putih dipercaya dapat menurunkan penumpukan kolesterol pada pembuluh darah, sehingga mampu menurunkan risiko pengerasan pembuluh darah. Adanya dukungan bukti - bukti ilmiah yang cukup kuat  bahwa penggunaan bawang putih bermanfaat pada orang yang mempunyai kadar kolesterol darah  yang  tinggi. Beberapa  laporan  studi  pada  manusia  menyatakan  terjadi penurunan pada kolesterol total darah dan LDL (Low Density Lipoprotein) yang dikenal  sebagai   "bad  cholesterol"  dalam  jangka  waktu  yang  singkat  (4-12 minggu). Suatu penelitian menjelaskan adanya penurunan rata-rata total kolesterol sebesar -0.77 mmol/l (95% Confidence IntervaI (CI): -0.65, -0.89 mmol/l), dan inimenunjukkan 12% penurunan pada subyek yang memakai terapi bawang putih dibandingkan  dengan  kelompok  plasebo,  dimana  efek  tersebut  terlihat  dalam kurun 1 bulan setelah terapi dan bertahan selama sedikitnya 6 bulan. (Gardner et at., 2001), tetapi belum diketahui secara jelas efeknya dalam jangka panjang. Sedangkan efek terhadap HDL ( high density lipoprotein) masih belum diketahui secara jelas dan kontroversial (Mayoclinic, 2008). Masih diperlukan banyak penelitian untuk memperjelas efek bawang putih terhadap profil lipid darah secara umum, oleh karena inkonsistensi hasil penelitian terdahulu  dimana  beberapa  laporan  studi  klinis  termasuk  meta  analisis menemukan efek penurunan kolesterol pada manusia secara signifikan (Kannar et al., 2001, Amagase, 2006).

Jumat, 30 November 2012

ISOLASI NIKOTIN DARI DAUN TEMBAKAU

Produksi tembakau yang melimpah di Indonesia hanya bermanfaat sebagai industri rokok saja yang sangat berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Tembakau mengandung alkaloid nikotin yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia juga sangat beracun bagi serangga sehingga nikotin dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagi insektisida penggerek 
batang padi.


Dalam penelitian ini dilakukan isolasi nikotin dari daun tembakau kering dengan cara soxhletasi menggunakan pelarut metanol kemudian dilakukan penggaraman dengan asam dan ekstraksi alkaloid dengan basa. Ekstrak yang diperoleh kemudian dimurnikan dengan KLT, dan kromatografi kolom. Setelah itu dianalisis menggunakan IR, UV, dan GC-MS. Ekstrak tembakau yang lain diuji efektivitasnya sebagai insektisida penggerek batang padi dengan cara disemprotkan ke persemaian padi dengan konsentrasi yang bervariasi. Dari hasil analisis KLT menggunakan larutan pengembang metanol didapatkan harga Rf = 0,725. Hasil analisis spektra IR menunjukkan adanya gugus amina tersier aromatis, gugus metil, gugus amina tersier alifatis, dan ikatan C-H aromatis. Hasil kromatogram GC-MS menunjukkan senyawa nikotin muncul pada puncak dengan waktu retensi = 9,245 s dan indeks kemiripan 63 %, hal ini menunjukkan bahwa dalam daun tembakau terdapat alkaloid nikotin. Hasil dari spektrofotometer UV menghasilkan panjang gelombang maksimum 206 nm yang menunjukkan adanya kearomatisan dari cincin piridin dalam nikotin. Ekstrak tembakau yang lain digunakan untuk uji efektivitas terhadap hama penggerek batang padi, dengan cara disemprotkan tanaman padi yang di dalamnya terdapat penggerek batang padi, didapatkan Fhitung = 19.061 dan Ftabel = 3.48. Karena Ftabel < Fhitung maka Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu konsentrasi ekstrak daun tembakau mempengaruhi efektivitasnya sebagai insektisida penggerek batang padi.

Sabtu, 24 November 2012

MID SEMESTER KIMIA BAHAN ALAM

Nama : CLARA SANDISTA ZULFIARNI
Nim    : A1C110034

1. Kemukakan gagasan anda bagaimana cara mengubah suatu senyawa bahan alam yang tidak punya potensi (tidak aktif) dapat dibuat menjadi senyawa unggul yang memilki potensi aktifitas biologis tinggi. Berikan dengan contoh !
    Jawaban :
              Cara mengubah suatu senyawa bahan alam yang tidak aktif menjadi senyawa unggul yang memilki potensi aktifitas biologis tinggi yaitu dengan mereaksikan senyawa tersebut dengan senyawa lain yang dapat menggantikan gugus dalam senyawa tersebut yang bersifat tidak aktif menjadi aktif.
              Dalam hal ini kita harus terlebih dahulu memperhatikan kereaktifan, sifat-sifat baik sifat kimia maupun sifat fisika dari senyawa bahan alam tersebut agar kita dapat mengubahnya dari senyawa bahan alam yang tidak aktif menjadi senyawa unggul yang memiliki potensi aktifitas biologis tinggi.
             Contohnya pada steroid diubah menjadi sterol dengan menghilangkan sebagian dari gugus pada struktur steroid dan ditambah dengan gugus hidroksil untuk menjadi sterol .

2. Jelaskan bagaimana idenya suatu senyawa bahan alam yang memilki potensi biologis tinggi dan prospektif untuk kemaslahatan makhluk hidup dapat disintesis di laboraturium !
    Jawaban :
              Suatu senyawa bahan alam yang memiliki potensi biologis tinggi dan prospektif untuk kemaslahatan makhluk hidup  dapat disintesis di laboraturium dengan mengadakan penellitian terlebih dahulu terhadap tumbuh-tumbuhan maupun mikroorganisme yang mengandung senyawa yang dapat dijadikan sebagai obat-obatan dan lain-lain.
              Setelah dilakukan penelitian terhadap tumbuhan atau mikroorganisme tersebut dan didapatkan suatu senyawa yang bermanfaat sebagai obat-obatan barulah dapat dilakukan sintesa yang bertujuan untuk menemukan dan membuat senyawa yang menyerupai senyawa yang ditemukan dari suatu bahan alam dan tentunya dengan harga yang lebih murah dan dapat dimanfaatkan serta diaplikasikan ke masyarakat.
              Dengan dilakukannya sentesis di laboraturium tidak akan terus merusak ekosistem alam yang ada. Dengan penelitian bisa didapatkan beberapa temuan obat baru seperti sintesa senyawa turunan salisil amida yang digunakan untuk obat antikanker. Sedangkan yang berasal dari bahan alam telah ditemukan sebelumnya obat untuk antikanker pada daun cakar ayam.

3. Jelaskan kaidah-kaidah pokok dalam memilih pelarut untuk isolasi dan purifikasi suatu senyawa bahan alam. Berikan contoh untuk 4 golongan senyawa bahan alam : Terpenoid, Alkaloid, Flavonoid dan Steroid !
    Jawaban :
              Dalam melakukan isolasi dan purifikasi kita harus memperhatikan pelarut yang akan dipakai. Pelarut yang baik adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Memilki daya melarutkan yang tinggi terhadap senyawa bahan alam yang akan di ekstraksi
- Memilki titik didih rendah
- Tidak mudah terbakar
- Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut
- Sedapat mungkin harga murah dan tersedia dalam jumlah besar
- Kelarutan rendah jika bercampur dengan air
- Viskositas rendah dan stabil secara kimia maupun fisika

* Isolasi terpenoid yang dilakukan dengan cara sokletasi dan maserasi. Sokletasi dilakukan pada serbuk kering daun nilam yang di uji dengan n-heksana, lalu ekstrak n-heksana dipekatkan. Dilanjutkan dengan maserasi menggunakan pelarut metanol.

* Isolasi Alkaloid dapat dilakukan dengan mengekstrak bagian-bagian dari tumbuhan (daun, bunga, buah, kulit batang dan akar) yang dikeringkan lalu dihaluskan dan dapat diekstrak dengan pelarut seperti etanol. Kemudian ekstrak ditambah dengan asam anorganik dan diekstraksi lagi dengan pelarut eter atau kloroform untuk menghasilkan alkaloid-alkaloid tertentu untuk kemudian dipisahkan lagi dari pelarutnya.

* Isolasi flavonoid dapat dilakukan dengan mengekstraksi dengan kloroform dan etanol kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan dibawah tekanan rendah. Ekstrak etanol pekat diekstraksi lagi dengan dietil eter dan n-butanol.

* Isolasi steroid dari daun tapak liman. Steroid diisolasi dengan metode soklet dengan heksana sebagai pelarut.

4. Jelaskan dasar titik tolak penentuan struktur suatu senyawa organik. Bila senyawa bahan alam tersebut adalah kafein misalnya. Kemukakan gagasan anda hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menentukan strukturnya secara keseluruhan !
    Jawaban :
              Dasar titik tolak penentuan struktur suatu senyawa  bahan alam misalnya kafein, hal-hal yang diperlukan untuk menentukan strukturnya secara keseluruhan yaitu kita berpatokan pada kurva standar senyawa kafein tersebut dan membandingkan dengan kurva hasil analisis dari isolasi senyawa kafein. Untuk penentuan strukturnya digunakan metode identifikasi dan penentuan struktur baik UV, IR, MS maupun NMR.
              Jika secara IR dari karakteristiknya menunjukkan senyawa hasil isolasi tersebut merupakan senyawa dengan mengandung gugus-gugus tertentu yang merupakan senyawa kafein maka struktur akan terbentuk sesuai daerah-daerah sidik jari yang dilalui.


             

Rabu, 31 Oktober 2012

ISOLASI STEROID DARI DAUN TAPAK LIMAN

Ekstraksi steroid dari daun tapak liman dilakukan dengan cara sokletasi  menggunakan n-heksana sebagai pelarut. Sokletasi dengan n-heksana dihentikan jika pelarut n-heksana jernih kembali dan diperoleh ekstrak n-heksana. Ekstrak n-heksana diperoleh kemudian diuji steroid dengan menggunakan pereaksi Lieberman Buchard. Setelah itu dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis serta kromatografi kolom dengan menggunakan eluen yang cocok. 
Kromotografi Lapis Tipis
Kromotografi lapis tipis dilakukan terhadap ekstrak pekat n-heksana dan fraksi – fraksi pada kromatografi kolom dengan menggunakan plat silica 60 GF254. Eluen yang digunakan adalah n-heksana, kloroform, dan berbagai perbandingan dari n-heksana dengan etil Asetat.
Ekstrak pekat ditotalkan ditengah batas bawah dari plat dengan menggunakan pipa kapiler dan dibiarkan mengering diudara. Eluen yang telah disiapkan dimasukkan kedalam camber dan dijenuhkan dengan menggunakan kertas saring. Kemudian plat dimasukkan kedalam camber, lalu camber ditutup. Setelah eluen mencapai batas atas plat , maka plat diangkat dan dibiarkan mengering. Penampakan noda menggunakan lampu ultraviolet, pereaksi Lieberman burchhard dan uap I2. Cara tersebut dilakukan berulangkali dengan menggunakan eluen yang berbeda, sehingga pada eluen tertentu diperoleh noda yang terpisah dengan baik dan selanjutnya digunakan sebagai eluen untuk kromatografi kolom.

Kromogtografi kolom
Kolom kromatografi yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu dengan air sampai benar-benar bersih, kemudian dikeringkan didalam oven, setelah itu kolom kromatografi dibilas dengan n-heksana.
Sebagai penyerap (fase diam) digunakan silica gel, yang terlebih dahulu dibuat menjadi bubur dengan pelarut n-heksana. Kolom kromotografi dijepit dengan klem pada posisi vertical dank ran kolom kromotografi ditutup. Pelarut n-heksana dimasukkan sampai sepertiga kolom kromotografi. Selanjutnya kapas atau glass wol yang telah direndam dimasukkan kedalam kromotografi, lalu dipadatkan sampai gelembung udara tidak dapat masuk lagi kedalam kromotografi. Bubur silica gel yang telah dibuat dimasukkan kedalam kolom kromotografi dengan hati-hati sehingga tidak terdapat lagi gelembung udara. Pada saat bubur silica dimasukkan kran kolom kromotografi dibiarakan terbuka, setelah itu bubur silica dipadatkan dalam kolom kromotografi dengan cara melewatkan pelarut berulang kali.
Sampel yang akan dipisahkan dilakukan pre absorpsi terlebih dahulu, dengan cara melarutkannya dengan n-heksana dan ditambahkan dengan silica gel, setelah itu pelarutnya dibiarkan menguap. Sampel dimasukkan kedalam kolom kromotografi lalu dielusi dengan menggunakan fasa gerak n-heksana dan  etil asetat secara elusi bergradien (step gardien polarity)
Hasil kromotografi kolom ditampung didalam botol kecil yang berisi 10 ml dan diberi nomor urut. Untuk memonitor hasil kromogtografi kolom ini dilakukan dengan kromogtografi lapis tipis dan penampakan noda dapat dilakukan dengan lampu ultraviolet, Pereaksi Lieberman Burchard serta uap I2. Dari uji kromotografi lapis tipis yang memberkan harga Rf (faktor esensi )yang sama, kemudian digabungkan menjadi satu fraksi dan pelarutnya diuapkan.

Rekristalisasi
Rekristalisasi dilakukan dengan methanol. Pada Kristal ditambahkan methanol lalu dipanaskan, sehingga kristal dan pengotornya larut. Lalu didiamkan pada suhu kamar. Setelah terbentuk kristal kembali maka kristal dan filtratnya dipisahkan. Selanjutnya Kristal dilarutkan dengan etil asetat dan dibiarkan sampai pelarutnya menguap. Sehingga akan berbentuk Kristal jarum.
Pemisahan komponen dengan kromatografi kolom menggunakan eluen n-heksana dan etil asetat dengan polaritas langkah gradien (SGP), dan kemudian wasrecrystalized dalam metanol. Senyawa steroid terisolasi telah sebagai kristal jarum putih dengan titik leleh 170,1 -170,5? C. Lapisan tipis chromatograpy dengan eluen n-heksana pf, etil acta, kloroform, n-heksana: etil asetat (8:2), n-heksana: etil asetat (2:8) etil asetat, n-heksana: etil ecetate (1: 1), memberikan tempat dengan Rf: 0; 0,61, 0,35, 0,18, 057, dan 0,66. Karakteristik dari steroid terisolasi dengan spektrofotometer inframerah memberikan puncak yang penting bagi daerah (v max, cm ¹?): 3433, 2.937, 2.866, 1.651, 1.459, 382, ​​1.061, 970, dan 800, juga spektrofotometer ultraviolet memberikan serapan pada 204 nm . Berdasarkan karakterisasi fisik dan spektroskopi, senyawa hasil isolasi diduga merupakan senyawa sterol steroid.




Pada sebuah artikel yang saya baca, dalam mengekstraksi steroid dari daun tapak liman ini sampel yang digunakan harus dikeringkan terlebih dahulu di udara terbuka selama dua Minggu serta untuk melarutkannya meggunakan n-hekksana. Saya ingin bertanya bagaimana jika sampel yang digunakan  itu tidak dikeringkan terlebih dahulu ? dan apakah harus menggunakan n-heksana untuk melarutkannya, berikan alasan saudara ..
mohon dibantu ya teman ...

Jumat, 19 Oktober 2012

Katekin dalam Teh Hijau sebagai antioksidan

Aktivitas teh hijau sebagai antioksidan dikarenakan kandungan polifenolnya, termasuk di dalamnya flavonoid (flavonol dan katekin). Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanol dan kalkon (Ardiansyah, 2007).


Chemical structure of (+)-Catechin
Antioksidan digunakan untuk mencegah kerusakan tingkat seluler yang akan mengakibatkan penyakit tertentu, khususnya kanker. Antioksidan dalam makanan juga digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi , seperti pada lemak.

Kunci utama dari khasiat teh pada komponen bioaktifnya, yaitu polifenol yang secara optimal terkandung dalam daun teh yang masih muda dan utuh. Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol (Anonymous, 2007b). Katekin adalah senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan rasa pahit (Alamsyah, 2006). Katekin teh merupakan kelas flavanol. Adapun katekin terdiri dari epicatechin(EC), epicatekin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin gallate (EGCG) (Hartoyo, 2003). Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Alamsyah, 2006).

Yang ingin saya tanyakan disini adalah pada struktur katekin tersebut, pada bagian manakah yang dapat bertindak sebagai antioksidan. tolong berikan penjelasan !
terimakasih 

Selasa, 16 Oktober 2012

KATEKIN DARI TANAMAN TEH

Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai antioksidan dan dapat digunaakan sebagai pangan fungsional untuk penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita pengerasan pembuluh darah adalah katekin yang diisolasi dari tanaman teh ( Camellia sinensis).

Teh adalah minuman yang dihasilkan dari seduhan daun Camellia sinensis yang umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antar 200-2000 meter diatas permukaan laut dengn suhu cuaca antara 14-25 derajat Celsius. Pada umumya teh sebagai bahan minuman dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu teh yang difermentasikan atau teh hitam (black tea), teh yang tidak difermentasikan atau teh hijau (green tea), dan teh yang setengah difermentasikan atau teh oolong (oolong tea). Proses penyeduhan serta pengolahan yang tepat dari teh hijau  sangat berpengaruh terhadap khasiatnya. 
Katekin teh mengalami banyak perubahan kimia seperti oksidasi dan epimerisasi selama proses pengolahan dan penyeduhan. jika dilihat dari strukturnya, kateki merupakan flavonoid dengan banyak gugus hidroksi, maka diperkirakan gugus hidroksi pada cincin B dari struktur molekul ini akan menjadi faktor utama yang menyebabkan ketidakstabilan katekin terhadap oksidasi. peristiwa oksidasi ini dipengaruhi oleh oksigen, pH larutan, cahaya dan adanya bahan antioksidan (Connors, 1992)
Berkas:(+)-Catechin.png

Bagaimana mengisolasi senyawa flavonoid katekin dari tanaman teh ?