Rabu, 31 Oktober 2012

ISOLASI STEROID DARI DAUN TAPAK LIMAN

Ekstraksi steroid dari daun tapak liman dilakukan dengan cara sokletasi  menggunakan n-heksana sebagai pelarut. Sokletasi dengan n-heksana dihentikan jika pelarut n-heksana jernih kembali dan diperoleh ekstrak n-heksana. Ekstrak n-heksana diperoleh kemudian diuji steroid dengan menggunakan pereaksi Lieberman Buchard. Setelah itu dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis serta kromatografi kolom dengan menggunakan eluen yang cocok. 
Kromotografi Lapis Tipis
Kromotografi lapis tipis dilakukan terhadap ekstrak pekat n-heksana dan fraksi – fraksi pada kromatografi kolom dengan menggunakan plat silica 60 GF254. Eluen yang digunakan adalah n-heksana, kloroform, dan berbagai perbandingan dari n-heksana dengan etil Asetat.
Ekstrak pekat ditotalkan ditengah batas bawah dari plat dengan menggunakan pipa kapiler dan dibiarkan mengering diudara. Eluen yang telah disiapkan dimasukkan kedalam camber dan dijenuhkan dengan menggunakan kertas saring. Kemudian plat dimasukkan kedalam camber, lalu camber ditutup. Setelah eluen mencapai batas atas plat , maka plat diangkat dan dibiarkan mengering. Penampakan noda menggunakan lampu ultraviolet, pereaksi Lieberman burchhard dan uap I2. Cara tersebut dilakukan berulangkali dengan menggunakan eluen yang berbeda, sehingga pada eluen tertentu diperoleh noda yang terpisah dengan baik dan selanjutnya digunakan sebagai eluen untuk kromatografi kolom.

Kromogtografi kolom
Kolom kromatografi yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu dengan air sampai benar-benar bersih, kemudian dikeringkan didalam oven, setelah itu kolom kromatografi dibilas dengan n-heksana.
Sebagai penyerap (fase diam) digunakan silica gel, yang terlebih dahulu dibuat menjadi bubur dengan pelarut n-heksana. Kolom kromotografi dijepit dengan klem pada posisi vertical dank ran kolom kromotografi ditutup. Pelarut n-heksana dimasukkan sampai sepertiga kolom kromotografi. Selanjutnya kapas atau glass wol yang telah direndam dimasukkan kedalam kromotografi, lalu dipadatkan sampai gelembung udara tidak dapat masuk lagi kedalam kromotografi. Bubur silica gel yang telah dibuat dimasukkan kedalam kolom kromotografi dengan hati-hati sehingga tidak terdapat lagi gelembung udara. Pada saat bubur silica dimasukkan kran kolom kromotografi dibiarakan terbuka, setelah itu bubur silica dipadatkan dalam kolom kromotografi dengan cara melewatkan pelarut berulang kali.
Sampel yang akan dipisahkan dilakukan pre absorpsi terlebih dahulu, dengan cara melarutkannya dengan n-heksana dan ditambahkan dengan silica gel, setelah itu pelarutnya dibiarkan menguap. Sampel dimasukkan kedalam kolom kromotografi lalu dielusi dengan menggunakan fasa gerak n-heksana dan  etil asetat secara elusi bergradien (step gardien polarity)
Hasil kromotografi kolom ditampung didalam botol kecil yang berisi 10 ml dan diberi nomor urut. Untuk memonitor hasil kromogtografi kolom ini dilakukan dengan kromogtografi lapis tipis dan penampakan noda dapat dilakukan dengan lampu ultraviolet, Pereaksi Lieberman Burchard serta uap I2. Dari uji kromotografi lapis tipis yang memberkan harga Rf (faktor esensi )yang sama, kemudian digabungkan menjadi satu fraksi dan pelarutnya diuapkan.

Rekristalisasi
Rekristalisasi dilakukan dengan methanol. Pada Kristal ditambahkan methanol lalu dipanaskan, sehingga kristal dan pengotornya larut. Lalu didiamkan pada suhu kamar. Setelah terbentuk kristal kembali maka kristal dan filtratnya dipisahkan. Selanjutnya Kristal dilarutkan dengan etil asetat dan dibiarkan sampai pelarutnya menguap. Sehingga akan berbentuk Kristal jarum.
Pemisahan komponen dengan kromatografi kolom menggunakan eluen n-heksana dan etil asetat dengan polaritas langkah gradien (SGP), dan kemudian wasrecrystalized dalam metanol. Senyawa steroid terisolasi telah sebagai kristal jarum putih dengan titik leleh 170,1 -170,5? C. Lapisan tipis chromatograpy dengan eluen n-heksana pf, etil acta, kloroform, n-heksana: etil asetat (8:2), n-heksana: etil asetat (2:8) etil asetat, n-heksana: etil ecetate (1: 1), memberikan tempat dengan Rf: 0; 0,61, 0,35, 0,18, 057, dan 0,66. Karakteristik dari steroid terisolasi dengan spektrofotometer inframerah memberikan puncak yang penting bagi daerah (v max, cm ¹?): 3433, 2.937, 2.866, 1.651, 1.459, 382, ​​1.061, 970, dan 800, juga spektrofotometer ultraviolet memberikan serapan pada 204 nm . Berdasarkan karakterisasi fisik dan spektroskopi, senyawa hasil isolasi diduga merupakan senyawa sterol steroid.




Pada sebuah artikel yang saya baca, dalam mengekstraksi steroid dari daun tapak liman ini sampel yang digunakan harus dikeringkan terlebih dahulu di udara terbuka selama dua Minggu serta untuk melarutkannya meggunakan n-hekksana. Saya ingin bertanya bagaimana jika sampel yang digunakan  itu tidak dikeringkan terlebih dahulu ? dan apakah harus menggunakan n-heksana untuk melarutkannya, berikan alasan saudara ..
mohon dibantu ya teman ...

Jumat, 19 Oktober 2012

Katekin dalam Teh Hijau sebagai antioksidan

Aktivitas teh hijau sebagai antioksidan dikarenakan kandungan polifenolnya, termasuk di dalamnya flavonoid (flavonol dan katekin). Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavanol dan kalkon (Ardiansyah, 2007).


Chemical structure of (+)-Catechin
Antioksidan digunakan untuk mencegah kerusakan tingkat seluler yang akan mengakibatkan penyakit tertentu, khususnya kanker. Antioksidan dalam makanan juga digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi , seperti pada lemak.

Kunci utama dari khasiat teh pada komponen bioaktifnya, yaitu polifenol yang secara optimal terkandung dalam daun teh yang masih muda dan utuh. Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol (Anonymous, 2007b). Katekin adalah senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan rasa pahit (Alamsyah, 2006). Katekin teh merupakan kelas flavanol. Adapun katekin terdiri dari epicatechin(EC), epicatekin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin gallate (EGCG) (Hartoyo, 2003). Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Alamsyah, 2006).

Yang ingin saya tanyakan disini adalah pada struktur katekin tersebut, pada bagian manakah yang dapat bertindak sebagai antioksidan. tolong berikan penjelasan !
terimakasih 

Selasa, 16 Oktober 2012

KATEKIN DARI TANAMAN TEH

Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai antioksidan dan dapat digunaakan sebagai pangan fungsional untuk penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita pengerasan pembuluh darah adalah katekin yang diisolasi dari tanaman teh ( Camellia sinensis).

Teh adalah minuman yang dihasilkan dari seduhan daun Camellia sinensis yang umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antar 200-2000 meter diatas permukaan laut dengn suhu cuaca antara 14-25 derajat Celsius. Pada umumya teh sebagai bahan minuman dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu teh yang difermentasikan atau teh hitam (black tea), teh yang tidak difermentasikan atau teh hijau (green tea), dan teh yang setengah difermentasikan atau teh oolong (oolong tea). Proses penyeduhan serta pengolahan yang tepat dari teh hijau  sangat berpengaruh terhadap khasiatnya. 
Katekin teh mengalami banyak perubahan kimia seperti oksidasi dan epimerisasi selama proses pengolahan dan penyeduhan. jika dilihat dari strukturnya, kateki merupakan flavonoid dengan banyak gugus hidroksi, maka diperkirakan gugus hidroksi pada cincin B dari struktur molekul ini akan menjadi faktor utama yang menyebabkan ketidakstabilan katekin terhadap oksidasi. peristiwa oksidasi ini dipengaruhi oleh oksigen, pH larutan, cahaya dan adanya bahan antioksidan (Connors, 1992)
Berkas:(+)-Catechin.png

Bagaimana mengisolasi senyawa flavonoid katekin dari tanaman teh ?

Kamis, 11 Oktober 2012

KOKAIN

Kokaina adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokaina merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Saat ini kokaina masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokaina diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfina dan heroina karena efek adiktif.

 Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.Nama lain untuk Kokain : Snow, coke, girl, lady dan crack ( kokain dalam bentuk yang paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat ).

Kokain sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya, sedangkan di Amerika Selatan, daun dari tanaman ini digunakan sebagai simultan. Apakah ada efek negatif yang ditimbulkan apabila kita menggunakan kokain?